alt/text gambar

Wednesday, 30 October 2013

Mengenal Reggae

Di Indonesia, Reggae hampir selalu diidentikkan dengan Rasta. Padahal, Reggae dan Rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda,. Reggae jelas kita kenal sebagai nama genre musik, sedangkan Rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life,
di balik ingar-bingar dan kegembiraan yang dibawa Reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi Rasta itu sendiri. ”Di sini, penggemar musik reggae, atau sering di identikkan salah kaprah disebut rastafarian, dengan pengisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan,
“ Padahal, filosofi Rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut Rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok "

tidak semua penggemar Reggae adalah penganut Rasta, dan begitu juga sebaliknya, tidak semua penganut Rasta harus menyenangi lagu Reggae, Reggae diidentikkan dengan Rasta karena Bob Marley pembawa genre musik tersebut ke dunia adalah seorang penganut Rasta.

salah satu bukti bahwa Komunitas Reggae di Indonesia sebagian besar belum memahami ajaran Rastafari adalah tidak adanya pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. “Misalnya waktu saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka tidak tahu. Padahal mereka adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari,”

Pemusik Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut Rasta. Tony q mencoba memahami ajaran Rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu hakikat filosofi, yakni cinta damai.

Namun, meski tidak memahami dan menjalankan seluruh filosofi Rastafari, biasanya para penggemar dan pelaku Reggae di Indonesia berkemungkinan besar mendapatkan sesuatu di balik musik yang mereka cintai itu. seperti, dimulai dari menyenangi musik Reggae (dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.

juga saya akui musik Reggae semakin menguatkan kebencian terhadap ketidakadilan dan penyalahgunaan wewenang,


"Reggae tidak akan pernah salah kalau saja Reggaeman sejati yang memahaminya"


#backsound @10 Ft Ganja Plant - Your voice :D

0 comments

Post a Comment

DMCA.com